Persahabatan harimau dan burung gagak merupakan salah satu judul cerita rakyat yang memiliki dan makna yang mendalam. Cerita ini mengisahkan persahabatan antara harimau dengan burung gagak.
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor harimau dan seekor burung gagak yang menjalin persahabatan erat. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, menjalin hubungan yang begitu kokoh sehingga seolah-olah akan abadi selamanya.
Suatu pagi, harimau merasa rindu dengan sahabatnya dan memutuskan untuk mengundang burung gagak makan siang di rumahnya. Ia pun bergegas menuju rumah burung gagak yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampainya di depan rumah, harimau mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Dari dalam rumah terdengar suara burung gagak yang menjawab, "Wa'alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh,". Burung gagak segera mempersilakan harimau masuk, "Mari masuk, sahabatku!"
"Terima kasih," jawab harimau dengan ramah. "Aku datang kemari untuk mengundangmu makan siang bersama di rumahku. Aku akan memasak hidangan yang lezat untukmu," lanjut harimau.
Burung gagak tersenyum dan berkata, "Dengan senang hati, sahabatku. Aku pasti datang. Engkau memang sahabat yang paling baik!"
Setelah itu, harimau berpamitan pulang untuk segera mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan kepada sahabatnya.
Ketika waktu makan siang tiba, burung gagak hampir tiba di rumah harimau. Dari kejauhan, ia sudah mencium aroma harum masakan yang menggugah selera. "Hmm, alangkah enaknya bau masakan ini," ucapnya penuh antusias.
Suatu pagi, harimau merasa rindu dengan sahabatnya dan memutuskan untuk mengundang burung gagak makan siang di rumahnya. Ia pun bergegas menuju rumah burung gagak yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampainya di depan rumah, harimau mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Dari dalam rumah terdengar suara burung gagak yang menjawab, "Wa'alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh,". Burung gagak segera mempersilakan harimau masuk, "Mari masuk, sahabatku!"
"Terima kasih," jawab harimau dengan ramah. "Aku datang kemari untuk mengundangmu makan siang bersama di rumahku. Aku akan memasak hidangan yang lezat untukmu," lanjut harimau.
Burung gagak tersenyum dan berkata, "Dengan senang hati, sahabatku. Aku pasti datang. Engkau memang sahabat yang paling baik!"
Setelah itu, harimau berpamitan pulang untuk segera mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan kepada sahabatnya.
Ketika waktu makan siang tiba, burung gagak hampir tiba di rumah harimau. Dari kejauhan, ia sudah mencium aroma harum masakan yang menggugah selera. "Hmm, alangkah enaknya bau masakan ini," ucapnya penuh antusias.
Setelah sampai, burung gagak mengucapkan salam, dan harimau menyambutnya dengan hangat, "Silakan duduk, sahabatku!"
"Terima kasih," jawab burung gagak. Harimau pun segera ke dapur untuk mengambil hidangan yang sudah disiapkannya.
Harimau membawa sepiring besar potongan daging yang dimasak dengan lezat. Potongan daging itu cukup besar, sesuai dengan mulut Harimau yang lebar. Ia mengajak burung gagak untuk segera menikmatinya.
Burung gagak mencoba mematuk daging tersebut dengan paruhnya yang panjang, tetapi potongan daging itu terlalu besar untuk dimakan olehnya. Kepala burung gagak bahkan sering terantuk piring. Burung gagak pun mulai merasa lesu dan berpikir bahwa harimau sengaja mengerjainya.
Sementara itu, harimau dengan lahapnya terus menghabiskan makanan yang ada. Setelah selesai, harimau berkata, "Menyenangkan sekali bisa makan siang bersamamu, sahabatku. Semoga kita bisa makan bersama lagi."
"Oh, tentu. Terima kasih atas jamuannya. Kuharap kau tidak keberatan jika aku mengundangmu makan siang di rumahku besok," jawab burung gagak.
"Dengan senang hati, aku pasti datang," balas harimau.
Keesokan harinya, harimau pergi ke rumah burung gagak. Setibanya di sana, harimau mencium aroma masakan yang sangat lezat, membuatnya semakin bersemangat. "Wow, masakan apa ini? Baunya harum sekali," pikir Harimau.
Setelah dipersilakan masuk dan duduk di ruang makan, harimau dengan sabar menunggu hidangan yang disiapkan oleh burung gagak. Burung gagak membawa hidangan tersebut dalam sebuah pot yang bermulut sangat sempit, tidak sesuai dengan ukuran cakar dan mulut harimau.
"Mari disantap, sahabat!" ajak burung gagak.
Harimau berusaha memasukkan cakarnya ke dalam pot, tetapi tidak bisa meraih makanan tersebut. Ia kemudian mencoba memasukkan mulutnya, namun tetap tidak berhasil karena mulut pot terlalu sempit. Hanya hidungnya yang dapat mencium aroma harum masakan burung gagak.
Sementara itu, burung gagak dengan lahap menyantap makanannya. Karena paruhnya yang kecil, ia dengan mudah mematuk makanan yang ada di dalam pot. Setelah selesai makan, burung gagak berkata "Gembira sekali bisa makan siang bersamamu, sahabat. Semoga kita bisa mengulang kembali saat-saat menyenangkan ini."
Namun, harimau merasa malu dan tersinggung. Ia menuduh burung gagak telah menyepelekan dan menghina dirinya. Pertengkaran sengit pun terjadi, dan keduanya saling menuduh satu sama lain. Akhirnya, mereka memutuskan tali persahabatan yang telah lama terjalin dan menjadi musuh bebuyutan.
"Terima kasih," jawab burung gagak. Harimau pun segera ke dapur untuk mengambil hidangan yang sudah disiapkannya.
Harimau membawa sepiring besar potongan daging yang dimasak dengan lezat. Potongan daging itu cukup besar, sesuai dengan mulut Harimau yang lebar. Ia mengajak burung gagak untuk segera menikmatinya.
Burung gagak mencoba mematuk daging tersebut dengan paruhnya yang panjang, tetapi potongan daging itu terlalu besar untuk dimakan olehnya. Kepala burung gagak bahkan sering terantuk piring. Burung gagak pun mulai merasa lesu dan berpikir bahwa harimau sengaja mengerjainya.
Sementara itu, harimau dengan lahapnya terus menghabiskan makanan yang ada. Setelah selesai, harimau berkata, "Menyenangkan sekali bisa makan siang bersamamu, sahabatku. Semoga kita bisa makan bersama lagi."
"Oh, tentu. Terima kasih atas jamuannya. Kuharap kau tidak keberatan jika aku mengundangmu makan siang di rumahku besok," jawab burung gagak.
"Dengan senang hati, aku pasti datang," balas harimau.
Keesokan harinya, harimau pergi ke rumah burung gagak. Setibanya di sana, harimau mencium aroma masakan yang sangat lezat, membuatnya semakin bersemangat. "Wow, masakan apa ini? Baunya harum sekali," pikir Harimau.
Setelah dipersilakan masuk dan duduk di ruang makan, harimau dengan sabar menunggu hidangan yang disiapkan oleh burung gagak. Burung gagak membawa hidangan tersebut dalam sebuah pot yang bermulut sangat sempit, tidak sesuai dengan ukuran cakar dan mulut harimau.
"Mari disantap, sahabat!" ajak burung gagak.
Harimau berusaha memasukkan cakarnya ke dalam pot, tetapi tidak bisa meraih makanan tersebut. Ia kemudian mencoba memasukkan mulutnya, namun tetap tidak berhasil karena mulut pot terlalu sempit. Hanya hidungnya yang dapat mencium aroma harum masakan burung gagak.
Sementara itu, burung gagak dengan lahap menyantap makanannya. Karena paruhnya yang kecil, ia dengan mudah mematuk makanan yang ada di dalam pot. Setelah selesai makan, burung gagak berkata "Gembira sekali bisa makan siang bersamamu, sahabat. Semoga kita bisa mengulang kembali saat-saat menyenangkan ini."
Namun, harimau merasa malu dan tersinggung. Ia menuduh burung gagak telah menyepelekan dan menghina dirinya. Pertengkaran sengit pun terjadi, dan keduanya saling menuduh satu sama lain. Akhirnya, mereka memutuskan tali persahabatan yang telah lama terjalin dan menjadi musuh bebuyutan.
Aristia
0 Komentar